Monthly Archives: July 2019

Proyek Rumah Surga (PRS) – Infaq terbaik anda untuk Masjid Al-Falah

By | Berita Terbaru | No Comments

“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Masjid Al-Falah Berlin adalah masjid Indonesia di Berlin yang mempunyai fungsi sebagai tempat sholat berjama’ah dan melakukan ibadah lainnya. Selain itu, masjid Al-Falah juga menjadi pusat kegiatan masyarakat Indonesia seperti kajian keislaman, kebudayaan, belajar mengajar ilmu pengatahuan umum, TPA dan masih banyak lagi.

Seiring berjalannya waktu, jama’ah Indonesia di Berlin semakin banyak. Namun dengan kondisi masih menyewa flat/apartement yang tidak mampu lagi menampung banyaknya jama’ah, maka pencarian gedung baru yang lebih luas dan bersifat permanen sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu, IWKZ e.V mengadakan penggalangan dana untuk pembelian gedung Masjid Al-Falah Berlin. Dalam waktu dekat ini dibutuhkan dana 600.000€ (Rp. 9.600.000.000) sebagai uang muka pembelian gedung.

Yuk, salurkan infaq terbaik anda untuk mewujudkan masjid Al Falah Berlin melalui:
IWKZ e.V.
DB Privat-und Firmenkundenbank AG
IBAN: DE22 1001 0010 0016647102
BIC/SWIFT: PBNKDEFFXX

Transfer Nasional
Bank Mandiri 105 00121 34957
a.n. Harisya Qisthi Nandini

Paypal: proyekrumahsurga@iwkz.de

Semoga infaq yang diberikan menjadi salah satu amal jariyah dan investasi di surga nanti, insyaa Allah.

Selengkapnya di www.prs.iwkz.de

Seminar Science For Indonesia (SCIFI) : Revolusi Industri 4.0, Apakah Indonesia Sudah Siap?

By | Berita Terbaru | No Comments

Industri 4.0 yang lekat dengan istilah Artificial intelligent, internet of Things, maupun Smart City ini merupakan revolusi Industri keempat dan berfokus pada transformasi digital. Menggabungkan teknologi IT, Mekanik dan Elektroteknik, revolusi Industri 4.0 belakangan mulai menjadi topik hangat dalam bidang teknologi industri sejak dihembuskan pada tahun 2011 silam dalam Hannover Fair di Jerman. Khususnya bagi Indonesia revolusi Industri ini menjadi momen penting untuk mengejar puluhan tahun ketertinggalan dalam bidang teknologi industri yang akhirnya diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia hingga ke sektor terkecil, karena melalui perkembangan industri ini akan memberikan kesempatan lebih besar bagi perusahaan start up, dan mempermudah transfer teknologi dan produksi masal. Perkembangan ini terlihat begitu menjanjikan bagi masa depan Indonesia, namun di sisi lain, muncul pertanyaan: apakah Indonesia sebenarnya sudah siap untuk melakukan loncatan besar ini. Apakah Indonesia sudah siap menanggung segala dampak sosial ekonomi maupun politik, seperti meningkatnya pengangguran akibat otomatisasi Industri, penurunan jumlah pembayar pajak yang artinya berkurangnya anggaran negara, belum lagi mempertimbangkan masih rendahnya tenaga ahli dan keamanan sistem IT.

Untuk menjawab pertanyaan besar ini, IWKZ Wissenschaft mengundang Prof. Hendro Wicaksono, Profesor dalam bidang Teknik Industri yang merupakan ketua grup penelitian INDEED di Jacobs University Bremen, untuk menjadi narasumber acara seminar SCIFI yang diadakan pada 23 Juni 2019. Dalam presentasinya Prof. Hendro menyampaikan bahwa beberapa pemilihan fokus sektor industri oleh pemerintah yaitu sektor otomotif, elektronik dan kimia kurang tepat sasaran, karena industri tersebut bukan merupakan potensi Industri utama di Indonesia. Prof. Hendro justru menyarankan untuk memfokuskan perkembangan industri 4.0 pada sektor pertanian, perikanan, pertambangan, dan renewable energy, karena sektor-sektor ini lebih berdampak luas pada masyarakat terutama masyarakat pedesaan/daerah, serta mengoptimalkan nilai tambah dan efisinsi sumber daya alam pokok Indonesia, juga pengoptimalan peran elemen masyarakat melalui kolaborasi dalam ekosistem. Melalui sektor-sektor tersebut akhirnya akan tercapai peningkatan human skill (bukan human strength) untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan terutama membawa Indonesia menjadi leader dalam bidangnya. Selanjutnya, disampaikan oleh Prof. Hendro, peningkatan pendidikan dalam bidang Teknik, enterpreneurship, dan adaptive learning (pembelajaran adaptif) merupakan kunci dari percepatan pertumbuhan Industri Indonesia.

Pada akhirnya, bangsa Indonesia sendiri yang memutuskan dampak seperti apa yang akan dihadapi, namun Indonesia sudah memiliki potensi saing dalam indutri 4.0 ini. Melalui sinergi antar pemerintah, tenaga ahli dan masyarakat desa, start up digital juga UMKM, diiringi dengan pengadaan regulasi digital, kita berharap dengan diterapkannya sistem Industri 4.0 ini mampu mendongkak laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya.